“Bersukacitalah selalu dalam Tuhan, sebab Tuhan sudah dekat” (Flp 4:4)
Minggu Adven ke III – 11 Desember 2022
Yes 35:1-10; Mzm 146:7-10; Yak 5:7-10; Mat 11:2-11
Selamat berjumpa saudara-saudari yang terkasih. Damai dan sukacita bagi kita semua. Sekarang ini kita memasuki minggu Adven III. Pekan ketiga Adven
biasa disebut juga pekan sukacita karena makin dekatlah kita merayakan hari kelahiran Tuhan Yesus Kristus. Antiphon Pembuka ekaristi yang diucapkan pada hari ini adalah: “Bersukacitalah senantiasa dalam Tuhan! Sekali lagi kukatakan: Bersukacitalah. Tuhan sudah dekat” (Flp 4:4-5).
Injil hari ini mengisahkan tentang murid-murid Yohanes Pembaptis yang diutus oleh Yohanes gurunya, untuk bertanya kepada Yesus, “Engkaukah yang akan datang itu, atau haruskah kami menantikan orang lain?” (Mat 11:3). Pertanyaan ini muncul karena Kristus yang dinantikan cukup berbeda dengan Kristus yang diharap-harapkan oleh bangssa Yahudi. Banyak orang Yahudi berpendapat, bahwa kedatangan Kristus, Mesias harus ditandai dengan segala macam kebesaran dan penghakiman, yang memukul mundur semua musuh bangsa Yahudi. Tetapi ternyata Yesus bersikap lain sama sekali. Ia datang dalam segala kesederhanaan dan kemiskinan. Ia tidak menghakimi dan mengutuk. Ia tidak mendesak para musuh dan pendosa ke luar. Malahan Ia merangkul semua orang dan memberi kesembuhan dan pengampunan kepada siapa saja yang membutuhkannya. Sikap Yesus yang demikian belum dimengeri Yohanes sepenuhnya. Oleh karena itu ia menyuruh murid-muridnya untuk langsung bertanya kepada Yesus.
Menjawab pertanyaan murid-murid Yohanes tentang siapakah Dia, Yesus berkata: “Pergilah dan katakanlah kepada Yohanes apa yang kamu dengar dan kamu lihat: orang-orang buta melihat, orang lumpuh berjalan, orang kusta sembuh, oranng tuli mendengar, orang mati dibangkitkan, dan kepada orang miskin diberitakan kabar baik. Berbahagialah orang yang tidak menolak Aku” (Mat 11:4-6). Jawaban Yesus mengacu pada ramalan nabi Yesaya dalam bacaan pertama (Yes 35:1-10). Yang dikatakan Yesus ini adalah berita sukacita bagi kita. Dan Yesus sendirilah sukacita itu.
Nabi Yesaya dengan tegas mengatakan bahwa Tuhan sendiri datang untuk menyelamatkan kita semua. Tuhan sedang bernubuat melalui Yesaya untuk menyampaikan kepada kaum Israel di Babel bahwa Tuhan adalah satu-satunya Penyelamat yang akan melepaskan mereka untuk kembali ke Sion.Tuhan sang Penyelamat itu adil dan kemuliaanNya akan memancar di antara bangsa-bangsa. Supaya lebih meyakinkan umat Israel, nabi Yesaya menggambarkan situasi alam semesta yang mereka kenal saat itu. Ia berkata: “Padang gurun dan padang kering akan bergirang, padang belantara akan bersorak sorai dan berbunga. Bunganya akan seperti bunga mawar dan bersorak sorai”. (Yes 35:1-2)
Memang kerap dalam hidup kita sehari-hari bahwa apa yang kita harapkan tidak sesuai dengan kenyataan, kita mulai ragu akan Tuhan yang Berbelaskasih. Apalagi bila yang datang menimpa hidup kita adalah penyakit, penderitaan dan bencana. Kita mulai ragu dan ada yang sampai putus asa. Banya orang bertanya: “Apakah Tuhan itu sungguh ada? Apa maksud Tuhan dalam hidupku?”
Keraguan kita sudah dijawab oleh Yesus. Gereja mengajak kita untuk tetap bersukacita dalam menantikan Penyelamat kita. Maka dalam masa adven ini kita diajak untuk memperhatikan hal-hal berikut:
Pertama: St Yakobus dalam bacaan kedua (Yak 5:7-10) memberikan nasihat: “Sabarlah, saudara-saudara sampai Tuhan datang” (Yak 5:7). Kesabaran seperti yang ditegaskan oleh Santo Yakobus dalam suratnya berarti ulet, setia dan tahan uji.
Kedua: Kita harus tekun berusaha mengubah diri serta membiarkan Tuhan melakaksanakan kehendak-Nya dalam hidup kita. Kita harus berani menjadi alat dan suara Tuhan bagi orang-orang yang tidak dapat bersuara.
Ketiga: Kita harus menghayati suatu kehidupan doa dan tobat sebagai cara yang terbaik untuk mmempersiapkan kedatangan Tuhan.
Dari Biara Kapusin Helvetia Medan, oleh Pastor Albertus Pandiangan OFMCap menyampaikan kepada kita semua salam damai. Semoga Allah memberikan kita damai dan sukacita. Tuhan memberkati kita semua. Amin.