Datang Kepada Yesus Solusi yang Melegakan dan Menenangkan

Setiap orang memiliki ragam problema dan beragam pula cara mengatasinya. Tak jarang, karena dihimpit ragam persoalan, kita pun salah melangkah untuk memutuskan mana langkah terbaik yang semestinya diambil. Demikian kiranya yang dihadapi oleh setiap keluarga. Tak jarang, problema itu perlahan mengikis rasa cinta di antara anggota keluarga sehingga relasi kasih itu menjadi lebih longgar bahkan terputus.

Injil hari ini, Yesus tampil sebagai pribadi yang member kelegaan dan ketenangan. Yesus mengundang semua orang yang letih lesu dan berbeban berat dating kepada-Nya. Ajakan ini juga serentak agar kita belajar dari-Nya, sebab Ia adalah guru sejati yang lemah lembut dan rendah hati.

Kelemahlembutan yang dimaksud disini bukanlah sikap yang tidak memiliki semangat, lambat dan kurang cekatan melainkan sikap yang baik dan lebih merupakan keutamaan hidup, yakni orang yang mampu mengendalikan diri dengan bijaksana.

Sikap lemah lembut itu berlawanan dengan tinggi hati. Orang yang lemah lembut adalah orang yang rendah hati, yang mengakui dirinya ciptaan Tuhan, terbatas, perlu belajar dan perlu bantuan Tuhan. Maka seorang kristiani tidak dapat menjadi murid Yesus yang baik tanpa kerendahan hati.

Pembelajaran yang dimaksud adalah lewat kuk yang kita pikul. Kuk dari Yesus berbeda dengan kuk dari pemimpin Yahudi. Kuk dari pemimpin Yahudi adalah beban hokum Taurat dan tradisi nenek moyang yang berbellit-belit, kaku dan dilaksanakan secara harafiah, sehingga beban yang memberatkan. Kuk dari Yesus enak dan ringan, yakni hukum cinta kasih; mencintai Allah dan sesama. Yesus mengubah hukum agama dari beban aturan menjadi ungkapan cinta, dari pelaksanaan lahiriah menjadi dorongan moral.

Yesus adalah Imanuel, Allah beserta kita, maka bersama Yesus kita tidak akan kesepian dan berbeban berat, sebab kita tahu bahwa dalam keadaan sulitpun Allah tetap hadir dan menyertai kita. Mari kepada-Nya kita sampaikan segala keluh kesah kita dan senantiasa belajar dari-Nya. Segala keletihan atas beban yang menghampiri kita akan dipulihkan-nya. Kelegaan yang disertai dengan ketenangan merupakan buah yang akan kita terima dari ajakan itu. Yesus tidak menginginkan umat-Nya dilanda keputusasaan, ketidakadilan ataupun suasana derita tanpa solusi yang jelas dan pasti. Dialah guru sejati yang tak akan mengecewakan kita.
Persoalan sekarang adalah mungkin bukan terletak padaYesus melainkan kepada kita. Kita sepertinya kurang mencintai Yesus sehingga kita kurang menyadari kehadiran-Nya. Kita lebih menginginkan sesuatu yang kasad mata, yang bias dilihat, dipegang dan mudah didapat. Kepada siapakah kita mengadu saat aku ditimpa ragam persoalan? Maukah kita menerima ajakan Yesus itu?

Pada hari keempat dalam Pekan Keluarga KAM ini, mari kita, teristimewa keluarga-keluarga katolik untuk senantiasa bersyukur dan menyandarkan diri pada Yesus dalam setiap relung kehidupan yang kita alami. Semoga keluarga kita senantiasa diberkati oleh Tuhan.

Diakon Rico Tamsil Simbolon,OFMCap

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error

Enjoy this blog? Please spread the word :)