“Ditolak” – Kasih Seloww – Tahan Esmosi Itu bukan akhir segalanya! Atur strategi yang kreatif dan inovatif untuk Pewartaan Kabar Keselamatan
Menjadi pengikut Kristus yang sejati itu, yakni dengan pemberian diri, pengorbanan, penyangkalan diri dan memikul salib.
Salib yang kita terima hari ini adalah bagaimana menerima PENOLAKAN. Ditolak karena melakukan kesalahan dan kejahatan layak diterima efek dari konsekuensi logisnya. But, ditolak karena melakukan kebaikan dan kebenaran mungkin susah diterima. Sakit … mungkin lebih sakit rasanya dari sakit fisik. Efek negatifnya bisa jadi membuatnya akan semakin minder sehingga ia pun tak mau lagi berbuat. “Untuk apa aku berbuat yang benar untuk sebuah kemajuan, tohnya tidak akan didengarkan”.
Ditolak memang pahit rasanya, namun itu bukan akhir dari segalanya. Penolakan pun bisa dilihat sebagai titik balik untuk memulai kembali apa yang telah dibuat sebelumnya. Hal ini akan dapat dilaksanakan bila aku mampu mengolah emosiku dengan baik sembari merefleksikan atau mengevaluasi apa yang telah diperbuat.
Menjadi pelayan tidak akan selamanya diterima. Entah baik atau buruk yang dilakukan tetap saja ada barisan yang akan menolak itu; tergantung apa motivasi mereka. Berhadapan dengan penolakan, sikap yang diperlukan adalah terima dengan rendah hati dan belajarlah untuk membuat yang terbaik lagi serta jangan pernah jemu-jemu untuk berbuat yang baik dan benar. Sebab, kehadiran Kristen itu senantiasa mewartakan kabar baik kepada orang-orang miskin; dan memberitakan pembebasan kepada orang-orang tawanan, dan penglihatan bagi orang-orang buta, untuk membebaskan orang-orang yang tertindas, untuk memberitakan tahun rahmat Tuhan telah datang.
Oleh : Diakon Rico Tamsil Simbolon,OFMCap