Iman yang Berbuah dengan Komitmen, Dedikasi dan Konsistensi
Penginjil Lukas dalam “Perumpamaan tentang Penabur Benih” keuniversalan atas pewartaan Injil yang mesti dilakukan dan diterima oleh setiap manusia. Perumpamaan ini menjelaskan tanggapan berbeda yang dimiliki manusia terhadap Injil, bersama dengan penyebab dan hasil yang diperoleh.
Penaburan benih melambangkan penyebaran Injil. Benih yang ditabur adalah firman Allah. Tanah sebagai tempat benih melambangkan hati manusia.
Tanah yang mengeras — hanya mereka yang berada di jalan — adalah mereka yang hatinya tidak pernah terbuka untuk Injil, yang tidak pernah menanggapi secara positif Tuhan Yesus Kristus. Para ahli Taurat dan orang Farisi umumnya termasuk dalam kategori ini. Injil sama sekali tidak membuat mereka terkesan. Setan segera merampas Injil dari hati mereka, sehingga tidak ada tanggapan, tidak ada kelahiran baru dan tidak ada buah.
Tanah yang berbatu — mewakili mereka yang secara positif (dengan gembira) menanggapi ajaran Tuhan kita, tetapi hanya karena pemahaman yang tidak memadai tentang implikasinya. Orang-orang ini menanggapi secara positif kata tersebut karena mereka berpikir bahwa itu adalah semacam “Injil untuk Kemakmuran”. Injil hanya menjanjikan saat-saat indah, berkat, dan kebahagiaan. Cepatnya tanggapan mereka merupakan indikasi dari kurangnya kedalaman, atau kurangnya persepsi mereka tentang apa sebenarnya arti Injil. Itu adalah hasil dari pendengaran yang selektif, dari hanya mendengarkan hal-hal yang baik dan menyenangkan, daripada mendengar tentang usaha dan konsekuensi yang terlibat dalam kemuridan.
Tanah berduri – melambangkan orang-orang yang memiliki pemahaman yang lebih lengkap tentang harga dan nilai kemuridan, tetapi yang tidak pernah melepaskan diri dari “kepedulian dunia ini”. Kepedulian mereka akan uang dan kesenangan melampaui pencarian mereka pertama tentang Kerajaan Allah, dan dengan demikian prioritas mereka terbalik. Bukan karena orang-orang yang diwakili oleh tanah berduri ini tidak memahami harga panggilan dari kemuridan, tetapi mereka tidak bersedia membayar harganya. Bukan kurangnya pengetahuan yang menyebabkan mereka berbuat salah, tetapi kurangnya komitmen dan dedikasi.
Tanah yang baik – melambangkan semua orang yang hatinya dipersiapkan untuk Injil, dan yang hidupnya tidak berantakan dengan kepentingan dan nilai-nilai persaingan. Di tanah keempat ini, kata tidak hanya menghasilkan kehidupan, tetapi tanaman menjadi dewasa dan menghasilkan buah. Inilah tujuan kemuridan.
Perumpamaan memuat pengajaran yang universal, terbuka untuk semua orang tanpa pandang bulu yang dilambangkan dengan empat jenis tanah, sekaligus juga memuat peringatan bagi mereka yang mengabaikan bahkan menolak kebenaran itu. Yesus mengajarkan kita akan diselamatkan bila bertekun, bertumbuh, mencapai kedewasaan, dan menghasilkan lebih banyak buah.
Jenis orang Kristen yang menyenangkan hati Tuhan bukanlah orang yang membuat awal yang dramatis dan kemudian mati, juga bukan orang yang komitmennya kepada Kristus perlahan-lahan tersumbat oleh keinginan duniawi. Jenis orang Kristen yang menyenangkan Allah adalah orang yang mendengarkan Injil dengan penuh pertimbangan, memahami implikasinya, dan kemudian secara konsisten bertumbuh dan menjadi dewasa, dan yang menghasilkan buah sebagai hasilnya.