Kamis Putih, Perintah Untuk Mengasihi

Hari ini seluruh umat beriman merayakan Kamis Putih. Pada perayaan berahmat ini, RP. Francesco R. Zai OFMCap menyampaikan khotbah melalui video yang diunggah di youtube. Semoga umat beriman dapat terbantu untuk merenungkan dan menghayati perayaan pada hari ini. Selain video, teks khotbahnya pun turut dicantumkan di bawah ini.

https://youtu.be/hpPYT7TdiyE

 

SABDA SANG KHALIK

Kamis, 9 April 2020
Hari Kamis Putih, Tahun A/II
Warna Liturgi: Putih

BACAAN:

Yes. 61:1-3a,6a,8b-9; Mzm. 89:21-22,25,27; Why. 1:5-8; Luk. 4:16-21.

HOMILI:

Hari ini kita merayakan Hari Kamis Putih. Misa Kamis Putih atau disebut juga dengan istilah Misa In Coena Domini, sekaligus menjadi awal untuk memasuki Trihari Paskah, atau Triduum Paschale. Sebagaimana kita ketahui bahwa pada perjamuan malam terakhir, ada 3 (tiga) hal yang diwariskan oleh Yesus kepada para murid, yakni: pertama menetapkan atau mendirikan ekaristi, kedua menetapkan atau mendirikan imamat khusus dan ketiga perintah untuk saling mengasihi dengan berusaha untuk melayani.

Ketiga hal itu merupakan warisan kasih Kristus bagi umat beriman. Melalui ekaristi, Yesus mengungkapkan kasih-Nya yang tiada terhingga bagi umat beriman dengan memberikan tubuh dan darah-Nya sebagai kurban yang memberi kehidupan bagi setiap orang beriman. Pengurbanannya itu tidak hanya simbolik, melainkan sungguh-sungguh nyata dalam sengsara, wafat dan kebangkitan-Nya. Pendirian atau pelembagaan imamat khusus menegaskan tugas para rasul dan para penggantinya untuk meneruskan tugas imamat Kristus. Dan perintah untuk mengasihi mengungkapkan hakikat panggilan setiap murid Kristus yang mesti diwujudkan dalam kerelaan untuk saling melayani.

Pembasuhan kaki para murid yang dilakukan oleh Yesus mengungkapkan bahwa kasih yang sesungguhnya hanya bisa terwujud bila orang mau rendah hati dan rela berkorban untuk saling melayani, saling menghargai dan mau mengampuni satu sama lain. Injil mengisahkan bagaimana murid-murid-Nya mengkhianati Dia. Yudas Iskariot menyerahkan Sang Guru dengan menerima imbalan sejumlah 30 keping perak. Setelah Yesus ditangkap dan dibawa untuk diadili, Petrus pun menyangkal Yesus sebanyak tiga kali. Hal yang menarik ialah walaupun Yesus dikhianati oleh orang-orang yang dekat dengan Dia, tetapi hal itu tidak mengurangi kasih-Nya kepada mereka. Dia mengampuni mereka dan tetap menunjukkan kasih kepada mereka. Bahkan, Dia berdoa bagi orang-orang yang telah mendera dan menyalibkan diri-Nya dengan berkata: “Ya Bapa, ampunilah mereka kerana mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat. Dengan demikian semakin jelas bahwa kasih yang sesungguhnya selalu terbuka untuk mengampuni dan rela berkorban secara total, berkorban sehabis-habisnya.

Karena itu, pada kesempatan berahmat ini, mari membuka hati dan budi untuk memohon dan memberikan maaf satu sama lain. Keluarga-keluarga yang selama ini, kurang harmonis karena persoalan tertentu, mari membuka hati untuk memaafkan dan mengampuni. Dengan mengampuni, kita membuka diri untuk dipenuhi oleh rahmat Tuhan sehingga kita dimampukan untuk mengasihi dan mencintai secara sungguh-sungguh dan penuh. Bila selama ini ada di antara kita yang tidak saling cakapan, mari pada kesempatan berahmat ini, kita menanggalkan ego kita dan dengan rendah hati memulai perdamaian dengan tidak lagi terpaku pada masa lalu yang penuh luka, melainkan hidup di dalam rahmat Allah yang hadir sekarang ini untuk menyongsong masa depan yang penuh suka cita dan pengharapan.- Amin (RP. Francesco R. Zai, OFMCap)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error

Enjoy this blog? Please spread the word :)