Kehadiran Tuhan Membawa Perubahan
MINGGU BIASA XXIII
Jesaya 35:4-7a; Jakobus 2:1-5; Mk 7:31-37
- Suatu kali ada seorang biarawan Turki, namanya Telemachus. Ia datang ke Roma karena mendengar suara hatinya. Kedatangannya itu hendak menghentikan pertarungan-pertarungan kejam dan tidak manusiawi antara para gladiator dan para budak. Dia pergi ke Koloseum tatkala dua gladiator sedang bertarung. Biarawan Turki itu terjun ke arena dan berseru agar kedua gladiator itu berhenti bertarung dalam nama Tuhan Yesus. Keduanya pun berhenti tetapi serentak dengan itu para penonton menjadi ribut. Beberapa dari penonton turun dan memukul biarawan itu sampai mati. Ketika orang banyak melihat biarawan kecil tapi berani mati bersimbah darah, mereka semua terdiam dan meninggalkan stadion satu per satu. Tiga hari kemudian, karena pengorbanan diri Telemachus yang heroik itu, kaisar mengumumkan bahwa pertarungan-pertarungan seperti itu dihentikan. Kehadiran dan keberaniannya membuat perubahan yakni dihentikannya pertandingan-pertandingan yang membahayakan nyawa manusia.
- Dalam hidup kita terkadang kita perlu membuka telinga dan mata kita, menggerakkan lidah kita dan berdoa bagi pendirian orang-orang Kristen yang berani menjadi suara dari yang tidak bersuara.
- Hari ini kita mendengar firman Tuhan dari Kitab Nabi Yesaya yang menyampaikan bahwa kedatangan Tuhan akan membawa perubahan yang luar biasa. Kata-kata yang dipakai: Tuhan akan menyelamatkan kamu. Mata orang-orang buta akan dicelikkan, telinga orang-orang tuli akan dibuka. Orang lumpuh akan melompat seperti rusa, mulut orang bisu akan bersorak-sorai, mata air memancar di padang guru, sungai di padang belantara, tanah pasir menjadi kolam, tanah gersang menjadi sumber-sumber air. Dikatakan bahwa kehadiran Tuhan itu sungguh dahsyat membuat perubahan. Yang tidak mungkin bagi manusia, sungguh mungkin bagi Tuhan. Perubahan itu adalah sukacita bagi manusia. Derita diubah menjadi sukacita. Kesulitan hidup yang menekan dilepaskan.
- Sejalan dengan nubuat Nabi Yesaya itu, Injil Markus menceritakan mukjijat yang dilakukan Yesus. Dia menyembuhkan seorang yang tuli dan gagap. Yesus membuatnya mendengar dan bisa berbicara. Yesus memenuhi nubuat Nabi Yesaya, “Mata orang buta akan dicelikkan dan telinga orang tuli dibuat mendengar”. Yesus membawa perubahan yang luar biasa dan menunjukkan keistimewaan kuasa Tuhan.
- Saudara-saudari yang terkasih, kehadiran Tuhan kita rindukan yakni untuk mengubah kehidupan kita secara total. Hal-hal yang merusak dan membuat menderita kehidupan manusia, disingkirkan-Nya. Tuhan sanggup untuk itu.
- Tuli dan gagap dalam Injil Markus adalah dua kekurangan yang perlu disingkirkan dari hidup kita. Sebab kita kerap tidak lagi mendengar suara Tuhan yang disampaikan lewat kotbah, teguran, kritik, nasihat, masukan yang disampaikan dari luar diri kita. Atau tidak lagi sanggup menyuarakan kebenaran dan ketidakadilan yang terjadi di sekitar kita, karena kita menganggap yang salah sebagai yang benar. Kita tidak bisa lagi melihat bahwa ada yang perlu diperbaiki pada kebiasaan atau hal yang lumrah. Mindset kita dibuat menjadi tertutup dan tidak melihat hal yang lebih, beyond dari yang tampak. Ketika hal itu terjadi, kita susah melangkah ke depan ke arah perubahan yang positif.
- Apakah kita mengharapkan suatu perubahan dalam hidup kita? Apakah kita berpikir sanggup mengubahnya secara sendiri? Yang pasti, Tuhan sanggup mengubah hidup kita. Tapi untuk itu kita mesti membiarkan Tuhan bekerja dalam diri kita. Kita biarkan Tuhan membuat telinga kita bisa mendengar firman-Nya, memahami perkataan-Nya dengan rendah hati dan tenang yang disampaikan dalam pengalaman-pengalaman kita. Kita biarkan Tuhan mengajari dan mendorong kita untuk menyuarakan firman-Nya yang berisi kebenaran yang adalah pelita bagi hidup kita. Rahib Telemachus adalah contoh pribadi di dalamnya Tuhan bekerja. Mungkin pengalaman kita tidaklah mesti seperti pengalamannya. Namun setiap kita bisa menjadi telinga dan mulut yang dipakai Tuhan.
- Surat Yakobus dengan berani mengkritik kebiasaan kita sekaligus mengajarkan supaya memperlakukan setiap orang secara adil dan tidak membuat perbedaan-perbedaan.
- Mari kita membiarkan Tuhan mengubah diri kita, setelah itu menyadari panggilan kita untuk membawa perubahan yang membangun baik di keluarga maupun lingkungan kita. fioren sipayung 08 Sep 2021.