KEKUATAN DOA BAGI KITA UMAT BERIMAN

Hari Minggu Paskah VII, Hari Minggu Komunikasi Sedunia ke-57, 21 Mei 2023

Kis 8:5-8, 14-17; Mzm 27:1.4.7-8a; 1Ptr 3:15-18; Yoh 14:15-21

Hari ini adalah Hari Komunikasi Sedunia. Bagi kita umat kristiani, bukan hanya diingatkan akan pentingnya untuk saling berkomunikasi antar sesama manusia secara lahiriah, melainkan juga untuk saling berkomunikasi secara rohani dengan Allah dan dengan sesama kita.

Dalam Bacaan Injil hari ini kita membaca bagaimana Tuhan Yesus berdoa/berkomunikasi kepada Allah Bapa. Tentu sebenarnya, Yesus dapat berkomunikasi dengan Bapa dalam keheningan. Namun faktanya, Ia memilih untuk menyingkapkan komunikasi yang terdalam antara diri-Nya dengan Bapa, sebagaimana diungkapkan oleh Roh Kudus kepada Rasul Yohanes yang menuliskan doa Yesus ini dalam Injilnya. Roh Kudus, yang merupakan Roh Kasih antara Bapa dan Putra, menunjukkan kepada kita, betapa dekat dan tak terpisahkannya Yesus dengan Bapa. Dengan demikian, Tuhan Yesus meninggalkan teladan yang penting, yaitu agar kita selalu berkomunikasi dengan Allah. Sebab Allah tidak pernah meninggalkan kita. Terutama dalam segala kesulitan dan tantangan, Ia senantiasa menopang kita. “Aku tidak akan meninggalkan kamu sebagai yatim piatu,” kata Yesus, seperti kita dengar di Bait Pengantar Injil hari ini (Yoh 14:18). Betapa kita perlu mengingat perkataan Yesus ini, khususnya jika kita sedang takut atau merasa sendirian. Sebab kita tidak pernah sendirian. Tuhan Yesus tidak pernah meninggalkan kita. Yesus menempatkan kita di dalam hati-Nya, di dalam komunikasi-Nya dengan Bapa. “Aku berdoa untuk mereka”, kata Yesus, “… yang telah Engkau berikan kepada-Ku sebab mereka adalah milik-Mu, dan segala milik-Mu adalah milik-Ku dan milik-Ku adalah milik-Mu, dan Aku dipermuliakan di dalam mereka…” (Yoh 17:9-10).

Dari kisah Injil sangat ditekankan pentingnya kita berdoa. Yesus yang adalah Tuhan mendoakan para murid untuk bersatu sebagai sesama dan bersatu dengan Tuhan sebagaimana Yesus sendiri bersatu dengan Bapa. Yesus sebagai Tuhan saja berdoa, maka patutlah kita bertanya di dalam hati kita, apakah kita sungguh-sungguh berdoa? Apakah kita memiliki kerinduan, merasa sebagai kebutuhan untuk berdoa. Dalam doa-Nya Yesus menekankan persekutuan sebagai sesama manusia dan bersekutu dengan Tuhan. Yesus dengan tegas mengatakan bahwa segala sesuatu adalah milik Bapa dan Bapa memberikannya kepada Yesus sebagai Putera. Dan bahwa semua orang yang diberikan kepada Yesus, akan dihantar untuk bersatu dengan Bapa.

Itulah sebabnya para murid Tuhan melihat perlunya doa dalam hidup bersama. Biarpun Yesus telah pergi ke rumah Bapa, para murid tetap bersemangat berdoa. Menanti tibanya penghibur Roh Kudus para murid bertekun dalam suatu persekutuan doa bersama dengan beberapa perempuan dan Maria, ibu Yesus (Kis 1:4). Doa telah membuat mereka kompak, tekun mencari dan mengenal rencana keselamatan Allah. Dalam doa bersama mereka benar-benar mengalami bagaimana Tuhan turut terlibat dalam perjuangan hidup mereka sebagai cahaya dan penyelamat serta benteng penangkal serangan musuh (Mzm 27:1.4.7-8a).

Yang sehati bertekun dalam doa, ia sungguh menyatu dengan Kristus dan orang yang yang menyatu dengan Kristus sanggup menanggung derita dan dapat berbahagia dalam penderitaan. Dalam bacaan kedua St. Petrus mengingatkan kita bahwa dalam persekutuan sebagai saudara di dalam Gereja, kita harus bersukacita sesuai dengan bagian yang kita peroleh dalam penderitaan Kristus. Petrus berkata: “Berbahagialah kamu, jika kamu dinista karena nama Kristus sebab Roh kemuliaan yaitu Roh Allah ada padamu.” (1Ptr 4:14). Sebagai pengikut Kristus, bagi Petrus butuh kesetiaan, tidak cepat merasa malu kalau menderita demi Kristus. Sifat kemartiran diminta dari kita untuk berkorban demi kasih kepada Yesus.

Sabda Tuhan pada hari Minggu ini membawa kita kepada Tuhan Yesus yang kita sembah dan muliakan. Hanya kepada Tuhan Bapa di Surga, kita arahkan doa permohonan dan pujian syukur kita dalam nama Yesus Kristus. Dialah segalanya bagi hidup kita. Hanya kepadaNya kita arahkan doa-doa kita. Doa memiliki daya untuk mempersatukan kita semua. Doa berarti kita mengarahkan hati dan pikiran kita hanya kepada Tuhan. Doa adalah nafas kehidupan orang kristen. Kita berdoa agar komunikasi di dalam keluarga, kelompok, suku, ras, bangsa dan agama berjalan baik dan mengikuti model komunikasi Yesus dengan Bapa di surga.

Dari Biara Kapusin Emmaus Helvetia Medan saya RP. Albertus Pandiangan OFMCap mengucapkan selamat hari Minggu dan salam damai buat kita semua. Tuhan memberkati.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error

Enjoy this blog? Please spread the word :)