MALAIKAT PELINDUNG: PELATIH, KOMPAS, AGEN RAHASIA, JEMBATAN DI DALAM KEHIDUPAN

Siapakah malaikat pelindungmu? Apakah ada malaikat pelindung itu? Apakah yang dilakukannya?

Dalam bukunya, MORALIA, Gregorius Agung menegaskan bahwa hidup itu seperti seorang di perjalanan yang beristirahat di penginapan. Ia berhenti sebentar untuk pergi lagi, tubuhnya beristirahat, tetapi dengan budi ia sudah di tempat yang lain. Manusia adalah makhluk peziarah (homo viator). Ungkapan lain yang dikemukan bapak serafik St. Fransiskus Assisi adalah kita ini adalah musafir atau perantau.

Dalam peziarahan ini kita tidak sendirian tetapi selalu dalam kebersamaan dengan yang lain. Bersama yang lain (saudara sekomunitas pun masyarakat – di dunia nyata pun dunia maya) kita menjalin relasi. Tujuan akhir dari peziarahan ini adalah persatuan dengan Allah, yang adalah sumber harapan dan damai dalam hidup kita.

Dalam peziarahan ini, kita ditemani oleh malaikat. Para malaikat ada di antara kita. Mereka ada di sini untuk mengingatkan kita tentang Tuhan, untuk memanggil kita keluar dari diri kita sendiri, dan untuk mendorong kita untuk menyelesaikan panggilan dan tugas yang telah Tuhan berikan kepada kita. Dengan pemikiran ini, jika kita meringkas malaikat pelindung dalam jargon kontemporer, kita akan mengatakan bahwa malaikat pelindung dikirim kepada kita untuk menjadi pelatih kita, agen-dinas rahasia, pelatih pribadi dan pelatih kehidupan. Gelar-gelar kontemporer ini dapat membantu mengilustrasikan panggilan dan misi para malaikat. Mereka menunjukkan kepada kita betapa Tuhan sangat mencintai kita sehingga Dia akan mengirimkan bantuan seperti itu.

Kehadiran para malaikat seharusnya tidak menantang rasa otonomi kita atau mengancam pencarian kemerdekaan kita. Pendampingan mereka yang cermat memberikan kekuatan spiritual pada kepemilikan diri kita dan memperkuat penentuan nasib sendiri kita. Mereka mengingatkan kita bahwa kita adalah anak-anak Tuhan dan bahwa kita tidak melakukan perjalanan ini sendirian. Mereka merendahkan saat-saat kita terlalu menonjolkan diri, sekaligus membangun bakat dan kepribadian yang diberikan Tuhan. Malaikat mengurangi kebesaran diri kita, sementara secara bersamaan menegaskan kita dan mendorong kita dalam kesadaran diri dan penerimaan diri kita.

Semoga kita semakin mampu menyadari kehadiran malaikat pelindung yang memampukan kita untuk menelisik jejak-jejak kebijaksanaan dalam pengalaman keseharian di rumah pun di tengah masyarakat hingga akhirnya kita mampu mengamalkan kebijaksanaan itu.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error

Enjoy this blog? Please spread the word :)