Paskah, Kembali Kepada Komitmen Awal
Seluruh umat beriman merayakan Paskah. Pada perayaan berahmat ini, RP. Francesco R. Zai OFMCap menyampaikan khotbah melalui video yang diunggah di youtube. Semoga umat beriman dapat terbantu untuk merenungkan dan menghayati perayaan Paskah ini. Selain video, teks khotbahnya pun turut dicantumkan di bawah ini.
SABDA SANG KHALIK
Sabtu, 11 April 2020 (Vigili Pasakah)
Minggu, 12 April 2020 (Hari Raya Paskah)
Warna Liturgi: Putih
BACAAN:
Kis. 10:34a,37-43; Mzm. 118:1-2,16ab-17,22-23; Kol. 3:1-4 atau 1Kor. 5:6b-8; Yoh. 20:1-9 atau Mat. 28:1-10 atau Luk. 24:13-35.
HOMILI:
Injil Matius 28:1-10 menampilkan kisah tentang kebangkitan Yesus. Dikemukakan bahwa Maria Magdalena dan Maria yang lain pergi ke kuburan Yesus. Saat itu terjadi gempa bumi dan seorang malaikat Tuhan turun dari langit. Malaikat itu berkata kepada mereka: “Janganlah kamu takut! Aku tahu bahwa kamu mencari Yesus yang disalibkan itu. Ia tidak ada di sini, sebab Ia telah bangkit seperti yang telah dikatakan-Nya….. Ia kini mendahului kamu di Galilea, di sana kamu akan melihat Dia”.
Bagi saya, pernyataan malaikat itu sangat menarik: “Ia tidak ada di sini. Ia kini mendahului kamu di Galilea, di sana kamu akan melihat Dia”. Galilea merupakan tempat dimana Yesus untuk pertama kalinya memilih dan memanggil para murid-Nya. Di sanalah Yesus mengajak para murid untuk berkomitmen melaksanakan tugas sebagai penjala manusia. Karena itu, kalimat malaikat itu menegaskan bahwa Yesus, Putra Allah telah bangkit. Dia tidak ada di kuburan, di tempat orang mati, karena Dia telah bangkit dan telah menaklukkan kematian. Dia yang telah bangkit itu akan dijumpai di Galilea, di tempat dimana komitmen awal dilakukan. Dengan demikian, ajakan untuk pergi ke Galilea merupakan ajakan untuk kembali ke awal, memulai dari komitmen awal tatkala para murid dipanggil untuk menjadi pengikut Kristus. Dalam misi-Nya menyelamatkan umat manusia, Yesus mengajak para murid bersama dengan Dia untuk menjalankan tugas perutusan itu. Akan tetapi, para murid gagal. Mereka justru mengkhianati dan meninggalkan Yesus. Mereka ketakutan dan iman mereka menjadi pudar. Karena itu, mereka diminta untuk kembali ke Galilea, kembali memulai lagi dari awal untuk menjalankan dan menghayati panggilan sebagai murid-murid Kristus.
Dengan demikian, Paskah atau kebangkitan bukanlah suatu euforia ritual melainkan suatu ajakan untuk kembali ke Galilea, kembali menghidupi komitmen awal kita sebagai orang-orang beriman. Karena itulah, pada setiap malam Paskah dan hari Raya Paskah, seluruh umat beriman membaharui janji baptis. Dengan itu seluruh umat beriman diajak untuk kembali kepada semangat awal, menghidupi dan menghayati sabda dan ajaran Yesus. Dalam konteks inilah Perayaan Paskah dimaknai sebagai kebangkitan untuk kembali mengarahkan hidup pada tujuan awal hidup kita sebagai orang-orang beriman.
Pengertian Paskah yang demikian, mesti dimaknai di dalam seluruh aspek kehidupan kita. Umat beriman yang dipanggil untuk menghayati panggilan kemuridan dalam kehidupan berumah tangga harus kembali ke Galilea, hidup menurut komitmen awal tatkala menerima sakramen perkawinan. Demikian pula halnya dengan para imam dan biarawan-biarawati harus kembali pada komitmen awal tatkala menyerahkan diri secara total untuk mengabdi Allah dan Gereja-Nya dalam panggilan khusus sebagai imam dan biarawan/ti. Umat beriman, dalam menjalankan pekerjaan atau profesi masing-masing, diajak untuk kembali menghidupi spiritualitas pelayanan yang dituntut dalam menjalankan pekerjaan atau profesi itu.
Perayaan kebangkitan Yesus Kristus hanya bermakna bila kita sendiri mau bergerak, mau bangkit dari kelemahan-kelemahan manusiawi kita. Tanpa perubahan lahir dan batin, perayaan paskah hanya menjadi perayaan ritual. Namun kita yakin bahwa setiap kali kita merayakan Paskah, rahmat Tuhan pun bekerja untuk menolong kita dalam upaya kita membaharui diri terus-menerus.- Amin. RP. Francesco R. Zai, OFMCap.