Pewarta Firman Suara Hati Kehidupan

Kita mungkin masih ingat bacaan pertama pada salah satu hari pada pekan V Prapaska yakni tentang Susanna yang dituduh oleh dua orang tua-tua telah berbuat zinah dengan seorang pemuda. Tuduhan palsu itu mereka buat karena kegagalan mereka hendak bercampur dengan Susanna. Mereka bermaksud buruk terhadap Susanna, wanita yang saleh. Dalam kisah itu kita melihat bahwa kejahatan hendak menghancurkan kebenaran, tetapi kita lihat bahwa kebenaranlah yang menjadi pemenangnya.

Bacaan pertama pada hari ini bersumber dari Kitab Yeremia yang bercerita mengenai perjuangan orang yang mewartakan firman Tuhan. Dia dimusuhi walau tidak memusuhi sesamanya. Dia diintai dan hendak dicelakakan oleh sesamanya. Tapi Kitab Yeremia menerangkan bahwa pewarta firman itu disertai oleh Tuhan, dan orang-orang yang mencelakakan itu gagal dan tersandung. Pewarta firman itu pun bersukacita dan mengajak orang lain untuk memuji Tuhan. Tuhan melepaskan nyawa orang miskin dari tangan orang-orang yang berbuat jahat.

Bacaan injil bersumber pada Injil Yohanes yang menuturkan bahwa Yesus pun dimusuhi oleh orang-orang Yahudi. Mereka mau melempariNya dengan batu. Mereka menuduh Yesus menghujat Allah dan menyamakan DiriNya dengan Allah. Mereka sangat keberatan dengan hal itu. Tapi alasan Yesus tidak dapat mereka sangkal. Yesus mendasarkan argumentasinya pada Taurat. Lalu, apa persisnya yang membuat mereka membenci dan menolak Yesus? Padahal, sudah terpampang di hadapan mereka kebaikan Yesus dan kebenaran yang diajarkanNya, serta kuasa yang ada dalam DiriNya. Bukankah sikap mereka itu suatu bentuk kedegilan hati, ketertutupan dan ketidakmampuan untuk menerima nilai-nilai lain yang lebih baik? Bisa juga penolakan itu suatu bentuk kebodohan yang tidak mau menerima kebenaran objektif.

Benar bahwa teks kitab Nabi Yesaya merupakan nubuat atas hidup Yesus Kristus sendiri yaitu tentang hamba Tuhan yang menderita. Namun, sabda Tuhan pada hari ini kiranya mau mengajarkan pada kita bahwa: Tuhan selalu menyertai hamba-hambaNya yang mewartakan firmanNya agar terbebas dari kesusahannya; pewarta firman Tuhan hendaknya memiliki semangat dan tidak ketakutan apalagi meninggalkan dan menyangkal tugasnya karena tantangan hidup; pewarta firman tetap mengajak orang lain untuk memuji Tuhan, dan; kita hendaknya mendukung bukan malah memusuhi, para pewarta firman Tuhan. Sebab mereka itu adalah suara hati kehidupan kita. Amen,, P. Fiorentius Sipayung, OFMCap.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error

Enjoy this blog? Please spread the word :)