Tulus tanpa modus dengan mengarahkan hati pada yang Kudus
Renungan harian
Rabu, 26 Agustus 2020
Minggu Biasa XXI
Matius 23:27-32
celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu
orang-orang munafik, sebab kamu sama seperti kuburan yang dilabur
putih, yang sebelah luarnya memang bersih tampaknya, tetapi yang
sebelah dalamnya penuh tulang belulang dan pelbagai jenis kotoran.
demikian jugalah kamu, di sebelah luar kamu tampaknya benar
di mata orang, tetapi di sebelah dalam kamu penuh kemunafikan
dan kedurjanaan.
kuburan = batu nisan = makam di bagian dalam kuburan diletakkan peti orang mati atau jenazah orang semakin lama akan semakin rusak dan akan tinggal tulang belulang. di bagian luar kuburan, mau diperindah atau diperbesar bisa saja agar terlihat bersih dan bagus. namun bagaimanapun megahnya bagian luar kuburan / bongpay tidak dapat dipungkiri bahwa semua itu hanya dimaksudkan untuk menutupi bagian dalam kuburan / makam yang sudah rusak.
Yesus mengumpamakan sikap orang farisi dan ahli taurat seperti halnya kuburan tersebut diatas; bagian luar atau penampilan luar memperlihatkan sikap yang baik tetapi bagian dalam yaitu di dalam pikiran dan hatinya menyimpan sifat yang tidak baik atau sifat yang jahat, semata-mata untuk memuaskan keinginan kedagingan yang dipenuhi oleh hawa nafsu duniawi.
bagian dalam bahkan bagian terdalam dari diri seseorang hanya diketahui oleh orang tersebut dan diketahui oleh Tuhan. tidak ada orang lain selain dirinya sendiri yang tahu persis apa kata hati dan pikirannya jika ia tidak katakan.
perlu disadari bahwa meskipun orang lain tidak tahu persis apa yang terkandung di dalam diri seseorang tetapi perilaku / tingkah-laku dan perbuatan yang ia lakukan akan terlihat oleh orang lain pada akhirnya.
sebab seringkali seseorang itu sangat mahir menyembunyikan maksud dan tujuan suatu perbuatan yang dilakukannya tetapi percayalah suatu ketika PASTI akan terlihat jelas oleh orang lain.
kenapa bisa begitu ? karena pada umumnya manusia itu cenderung :
– mau dipuji oleh banyak orang
– mau dinyatakan sebagai orang yang baik hati, murah hati dsbnya
– mau dinyatakan sebagai orang terhebat, terkaya, ter . . ter … lainnya
– mau menguasai semuanya untuk dirinya saja dan orang lain tidak boleh
– mau membangun dinasti bisnis dan keluarga dan ia sebagai raja dinasti
dan masih banyak maunya yang lain sehingga orang lain akan ketahui bahwa semua perbuatan yang dikerjakannya ternyata untuk mencapai kemuliaan dirinya sendiri sedangkan perbuatannya seolah-olah baik untuk kepentingan orang lain adalah sarana untuk mencapai tujuannya. berulang-kali Yesus sangat keras mengecam dan menegor perilaku dari orang-orang farisi dan ahli-ahli taurat tetapi mereka bukannya sadar dan bertobat bahkan semakin memusuhi Yesus bahkan bermaksud untuk membunuh Yesus dan akhirnya memang tercapai tujuan mereka yaitu
menyalibkan Yesus. seperti itulah trick dan strategi orang-orang farisi dan ahli-ahli taurat yang dicontoh oleh orang lain dari satu generasi ke generasi berikutnya dan sampai ke generasi sekarang ini bahkan akan terus berlanjut
sampai hari kesudahan tiba saatnya.
mari intropeksi diri kita sendiri,
apakah pikiran dan hati masih menyimpan kebusukan
yang baunya sangat tidak disukai oleh Tuhan?
mari kita belajar untuk tulus tanpa modus, mengarahkan diri pada yang kudus.
Salam Sehat, mari kita saling mendoakan agar pandemic covid 19 segera berlalu dan kita selalu dalam naungan kasihNya. Tuhan memberkati.
Oleh : Ibu Norma Hotsri Rea Damanik