Yesus, ingatlah akan aku, apabila Engkau datang sebagai Raja!
Hari Raya Tuhan Yesus Kristus Raja Semesta Alam – 20 November 2022
2Sam 5:1-3; Mzm 122:1-5; Kol 1:12-20; Luk 23:35-43
“Yesus, ingatlah akan aku, apabila Engkau datang sebagai Raja!”
Selamat berjumpa dan selamat Hari Raya Tuhan Yesus Kristus Raja Semesta Alam saudara dan saudari yang terkasih. “Damai sejahtera Allah, yang melampaui segala akal, akan memelihara hati dan pikiranmu dalam Kristus Yesus” (Filipi 4:7). Minggu Biasa ke-XXXIV hari ini adalah hari Minggu terakhir dalam liturgi Gereja katolik.
Dalam bacaan Injil hari ini seorang penjahat yang digantung bersama Yesus berkata: “Yesus, ingatlah akan daku, apabila Engkau datang sebagai Raja!” (Luk 23:42). Apakah orang ini tahu “raja” yang bagaimana Yesus itu?. Karena banyak orang tahu bahwa kalau mendengar kata “raja”, bahwa orang itu berpakaian keemasan, bermahkota, memegang tongkat, dengan pengawalan tentara dan duduk di tahta dan punya kuasa. Pandangan ini nampak dari ungkapan prajurit-prajurit sewaktu Yesus digantung di kayu salib: “Jika Engkau raja orang Yahudi, selamatkanlah diri-Mu!” (Luk 23:37). Beginikah gambaran Tuhan Yesus di Surga?
Tuhan Yesus menunjukkan diri-Nya sebagai raja semesta alam. Seorang raja yang lain dari bayangan manusia dan dunia. Yesus adalah raja yang menderita dan wafat di kayu salib tanpa busana, tidak memiliki topi kebesaran tetapi hanya mempunyai mahkota duri, tidak memiliki kursi empuk tetapi hanya memiliki salib yang terbuat dari kayu yang kasar. Ia tidak berada di ruangan full AC, tetapi berada di bawah terik matahari, bermandikan keringat darah. Di dalam pikiran dan kehendak-Nya hanya ada kalimat ini: “Semua yang diberikan Bapa kepada-Ku akan datang kepada-Ku, dan barangsiapa datang kepada-Ku, tidak akan Kubuang. Mereka akan Kubangkitkan pada akhir zaman” (Yoh 6: 37.39).
Raja semesta alam yang menderita ini memang tidaklah dihargai sama sekali. Para pemimpin mengejek-ejek-Nya. Para prajurit ikut mengolok-olok Yesus sambil memberi-Nya anggur asam untuk diminum. Tulisan di atas kepala-Nya “Inilah raja orang Yahudi” ikut menambah hujatan, ejekan dan olokan manusia yang memandang-Nya. Penjahat yang digantung karena perbuatan jahatnya ikut mengolok Yesus. Raja semesta alam ini menjadi begitu hina di hadapan manusia yang berdosa. Hanya orang yang tahu diri bahwa ia orang berdosa dapat berubah di hadirat Tuhan. Salah seorang penjahat berkata kepada Yesus: “Yesus, ingatlah akan daku, apabila Engkau datang sebagai Raja!” Pada saat itu juga Yesus berjanji akan ada bersama-Nya di Firdaus.
Perkataan Yesus kepada penjahat “Aku bekata kepadamu, sesungguhnya pada hari ini juga engkau akan ada bersama-sama dengan Aku di dalam Firdaus”(Luk 23:43). mengingatkan kita pada perkataan Yesus pada malam perjamuan terakhir: “Jangan gelisah hatimu; percayalah kepada Allah, percayalah kepada-Ku. Di rumah Bapa-Ku banyak tempat tinggal. Aku pergi ke sana untuk menyiapkan tempat bagimu. Aku akan datang kembali dan membawa kamu ke tempat-Ku, supaya di mana Aku berada, kamu juga berada” (Yoh 14:1-3). Tuhan Yesus Kristus menunjukkan kerahiman Allah yang sempurna bagi manusia.
Rumah Bapa adalah Firdaus di mana Tuhan yang mulia berada. inilah yang secara sekilas diperlihatkan kepada para Rasul ketika Yesus dimuliakan di atas gunung Tabor (Mat 17:1-2). Peristiwa ini memberi pengharapan kuat kepada para murid untuk tetap setia beriman sampai akhir (1Ptr 1:16-18), sebab mereka menantikan penggenapan akan janji Tuhan ini. Seberapapun besar kesusahan, penderitaan, bahkan penganiayaan yang kita alami di dunia tidak akan sebanding dengan kemuliaan yang akan kita terima, jika kita tetap setia kepada Kristus. Sebab Kristus telah mengalahkan kuasa dosa dan maut, segala kejahatan dan bahkan si jahat itu sendiri, dan di akhir zaman kemuliaan-Nya akan dinyatakan dengan sempurna.
Kita pun ingin kalau Yesus berkata kepada kita: “Aku bekata kepadamu, sesungguhnya pada hari ini juga engkau akan ada bersama-sama dengan Aku di dalam Firdaus”(Luk 23:43). Memang Allah menghendaki agar kita mengambil bagian dalam kemuliaan-Nya itu. Sabda Tuhan hari ini mengajak kita untuk bersyukur kepada-Nya, sebab Ia membuat kita “layak mendapat bagian dalam apa yang ditentukan untuk orang-orang kudus di dalam Kerajaan Terang” (Kol 1:12). Untuk dapat ambil bagian dalam kemuliaan Tuhan di “rumah Bapa” (Firdaus) dibutuhkan beberapa syarat.
Maka syarat agar kita dapat mengambil bagian dalam kemuliaan Tuhan Yesus adalah kita hidup sesuai dengan ajaran iman kita, yang diwujudkan dengan kasih. Yesus telah menunjukkan kasih-Nya yang tak terbatas kepada kita, dengan kerelaan-Nya wafat di kayu salib demi menebus dosa-dosa kita. Kita pun dapat belajar dari penjahat yang bertobat, yang disalibkan di sisi Yesus. Walaupun hanya sedikit yang tertulis tentangnya. Kita mendengar dari bacaan Injil hari ini, bahwa penjahat itu bertobat sesaat sebelum menghembuskan nafasnya yang terakhir. Juga, ia secara tidak langsung menganjurkan kepada sesama rekan penjahat yang juga disalibkan itu agar bertobat. Mengingat bahwa orang yang disalib mengalami kesakitan yang sangat luar biasa saat bernafas, apalagi berbicara, tentunya kita perlu menghargai apa yang dilakukan orang ini. Mengajak orang lain untuk merenungkan kesalahannya dan bertobat adalah salah satu bentuk kasih yang tertinggi. Sebab pertobatan adalah awal suatu perjalanan iman yang mengarahkan seseorang kepada keselamatan kekal. Tak ada bentuk kasih yang lebih tinggi kepada sesama, selain daripada menginginkan mereka untuk dapat sampai pada keselamatan kekal. Marilah kita berbalik kepada Tuhan dan mengikuti Dia yang adalah Raja Kasih.
Semoga Allah memberikan kita damai dan sukacita. Tuhan memberkati kita semua. Amin.
Dari Biara Kapusin Helvetia Medan, Pastor Albertus Pandiangan OFMCap